Sabtu, 05 Januari 2013

Pelajaran dari Sebuah Pohon


Di sebuah perjalanan dua orang ayah dengan puteranya disuatu sore hari berkeliling kampung, ada hal yang menarik yang bisa kita ambil pelajaran. Saat berada di pinggir kampung sang ayah melihat sebatang pohon kayu nan rindang dan keduanya pun berhenti di bawah rindangnya pohon tersebut.

“Anakku,” ucap sang ayah tiba-tiba. Anak laki laki yang masih kecil itupun menatap lekat ayahnya. Dengan sapaan seperti itu, sang anak paham kalau ayahnya akan mengucapkan sesuatu yang serius.

“Adakah pelajaran yang bisa kau sampaikan dari sebuah pohon?” lanjut sang ayah sambil tangan kanannya meraih batang pohon di dekatnya.

”Emm….,kata Bu Guru pohon bisa jadi tempat berteduh yang nyaman, penyimpan air yang bersih dari kotoran, dan penyeimbang kesejukan udara,” jawab sang anak polos.

”Bagus,” jawab spontan sang ayah. “Tapi, ada hal lain yang menarik untuk kita simak dari sebuah pohon,” tambah sang ayah sambil tiba-tiba wajahnya mendongak ke ujung dahan yang paling atas.

”Perhatikan ujung pepohonan yang kamu lihat. Semuanya tegak lurus ke arah yang sama. Walaupun ia berada di tanah yang miring, pohon akan memaksa dirinya untuk tetap lurus menatap cahaya,” jelas sang ayah.

”Anakku,” ucap sang ayah sambil tiba-tiba tangan kanannya meraih punggung puteranya. “Jadikan dirimu seperti pohon, walau dalam keadaan apa pun, tetap lurus mengikuti cahaya kebenaran,” ungkap sang ayah.


” Keadaan tanah kehidupan yang kita pijak saat ini, kadang tidak berada pada hamparan luas nan datar. Selalu saja ada keadaan tidak seperti yang kita inginkan. Ada tebing nan curam, ada tanjakan yang melelahkan, ada turunan landai yang melenakan, dan ada lubang-lubang yang muncul di luar dugaan,” lanjut sang Ayah.

” Pepohonan……, selalu memposisikan diri pada kekokohan untuk selalu tegak lurus mengikuti sumber cahaya. Dimanapun akarnya, pohon akan selalu tumbuh derngan mencari sumber cahaya, karena cahaya itu akan memberinya kekuatan untuk terus. Walaupun berada di tebing, tanjakan, turunan, dan lubang,” Ucapnya sambil mengajak putranya berlalu meninggalkan pohon besar itu.

Jadikan diri kita layaknya sebuah pohon yang tetap lurus mengikuti sumbar cahaya kebenaran walaupun keadaan kita berada di tebing ancaman, hambatan tanjakan, godaan turunan maupun jebakan lubang yang selalu hadir dalam perjalanan hidup kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar